Pernahkah kamu merasakan momen di mana kamu tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun? Tidak ada tekanan untuk menjadi sukses, tidak ada tuntutan untuk diakui, hanya ada ketenangan yang mengalir begitu saja. Inilah yang disebut Beingness—keadaan di mana kita merasa benar-benar damai dan hadir dalam diri sendiri.
Ketika Hidup Tak Perlu Dikejar
Sering kali, kita terjebak dalam dorongan untuk terus mencapai sesuatu. Ingin diakui, ingin dicintai, ingin merasa berarti. Tapi tahukah kamu? Semua itu hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pikiran kita sendiri. Beingness adalah tentang melepaskan ilusi tersebut dan menerima bahwa kita sudah cukup, apa adanya.
Lihat saja anak kecil yang tertawa tanpa alasan, menikmati detik demi detik tanpa khawatir tentang masa depan atau terjebak di masa lalu. Mereka tidak berusaha menjadi siapa-siapa—mereka hanya ada.
Bagaimana Mencapai Keadaan Beingness?
Metode Sedona mengajarkan bahwa untuk mencapai kedamaian sejati, kita perlu melepaskan keterikatan pada identitas dan keinginan kita. Caranya sederhana:
1. Sadari emosi dan pikiran yang muncul. Apakah kamu merasa harus menjadi seseorang agar merasa berharga?
2. Terima bahwa semua itu hanyalah pikiran, bukan dirimu yang sejati.
3. Lepaskan, dan izinkan dirimu hanya ‘ada’.
Cobalah duduk diam sejenak, tarik napas dalam, dan rasakan keberadaanmu tanpa perlu menjadi siapa-siapa. Ketika kamu bisa berada di titik ini, dunia terasa lebih ringan, dan kedamaian mengalir tanpa syarat.
Menutup dengan Kesadaran
Ketidakberartian bukan berarti hidup tanpa makna, melainkan menemukan makna dalam ketenangan. Saat kita berhenti mengejar sesuatu di luar diri, justru di situlah kita menemukan kebebasan sejati.
Jadi, maukah kamu berhenti sejenak dan merasakan keberadaanmu saat ini?
Rekomendasi Buku Bermutu:Terkadang kita terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kepura-puraan. Ketakutan akan mengecewakan ekspetasi orang sekitar membuat kita memilih memedam perasaan sesungguhnya. Pada akhirnya kita mengekspos kehidupan yang terlihat sempurna dan bahagia di media sosial namun ternyata hati terasa hampa.
Buku Hidupku Kenapa Gini-Gini Aja mengajak kita berkontempelasi, melihat jauh di dalam diri kita sendiri dan mempertanyakan definisi dari kebahagiaan sejati. Saat kita berhenti berusaha memenuhi ekspetasi orang lain, kita akan menermukan apa yang sebenarnya penting bagi hidup kita.
- Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
- Penerbit: Syalmahat Publishing
- Kertas : Bookpaper, 2 warna
- Ukuran : 14 x 20 cm
- Tebal : viii + 120 halaman
Semoga buku Hidupku Kenapa Gini-Gini Aja mampu menyadarkan kita tentang arti kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan hanya sebatas tampilan yang diperlihatkan kepada dunia luar.
Baca Artikel Terkait:
- Kelangsungan Hidup: Melepaskan Ketakutan dan Percaya pada Kehidupan
- Merangkul Keterhubungan, Melepaskan Kesepian
- Berhenti Mengejar Persetujuan: Bebaskan Dirimu dengan Metode Sedona
Posting Komentar