Letting Go: Seni Melepaskan Tanpa Beban

Langit sore mulai merona jingga ketika Alana memutuskan untuk kembali ke tempat itu—taman kecil di sudut kota yang dulu menjadi saksi bisu kisahnya bersama Bagas. Duduk di bangku kayu yang mulai lapuk, ia menghela napas panjang. Hatinya masih penuh sesak. “Kenapa melepaskan itu susah sekali?” pikirnya.

Letting Go Seni Melepaskan Tanpa Beban-Java Harmony

Seakan membaca pikirannya, seorang wanita paruh baya yang duduk tak jauh darinya tersenyum. "Mbak, lagi berat ya? Kelihatan dari sorot matanya."

Alana terkesiap. "Eh, nggak apa-apa, Bu. Cuma lagi mikir aja."

Wanita itu tertawa kecil. "Orang yang bilang ‘cuma mikir aja’ biasanya sedang memikirkan sesuatu yang sulit dilepaskan. Apa saya salah?"

Alana terdiam. Dia tak bisa menyangkal.


Langkah 1: Sadari dan Terima Perasaanmu

"Kalau boleh tahu, apa yang membuatmu sulit melepas sesuatu?" tanya wanita itu lembut.

"Karena aku masih berharap. Aku tahu ini sudah selesai, tapi hati ini belum bisa ikut mengakhiri," jawab Alana lirih.

"Menerima bahwa kamu masih berharap adalah langkah pertama. Biarkan dirimu merasakan itu. Jangan melawan. Rasa yang diterima akan lebih mudah dilepaskan."

Alana mengangguk pelan. Ia tak pernah benar-benar menerima perasaannya. Selama ini, ia hanya mencoba mengabaikan.

$ads={1}

Langkah 2: Memahami Bahwa Semua Ada Siklusnya

Wanita itu melanjutkan, "Hidup ini seperti musim, Nak. Tidak ada yang bertahan selamanya. Dulu kamu bahagia dengan dia, sekarang kamu harus belajar bahagia tanpanya. Itu hanya siklus."

"Tapi… bagaimana kalau aku terus terjebak di siklus ini?"

"Siklus tidak akan berulang kalau kamu tidak mengulangnya sendiri. Coba lihat daun yang gugur. Apa dia berusaha kembali ke rantingnya? Tidak. Dia jatuh, lalu larut ke dalam tanah untuk memberi kehidupan baru."


Langkah 3: Berhenti Mengikat Diri pada Masa Lalu

Alana termenung. Ia sadar, selama ini ia terus membuka pesan lama, melihat foto-foto lama, dan mendengar lagu-lagu yang mengingatkannya pada Bagas.

"Kalau kamu terus melihat ke belakang, bagaimana kamu bisa melangkah ke depan?" Wanita itu tersenyum penuh arti.

Perlahan, Alana mengeluarkan ponselnya. Ia membuka galeri foto dan mulai menghapus satu per satu kenangan yang selama ini ia genggam erat. Ada air mata yang menggenang, tapi kali ini terasa lebih ringan.


Langkah 4: Temukan Makna di Balik Perpisahan

"Setiap perpisahan bukan hanya tentang kehilangan. Ia juga tentang pelajaran. Apa yang sudah kamu pelajari dari hubungan itu?" tanya wanita itu.

Alana berpikir. "Aku belajar bahwa mencintai bukan berarti harus memiliki. Aku juga belajar bahwa diriku lebih kuat dari yang kukira."

Wanita itu mengangguk puas. "Itulah hadiah dari melepaskan. Kamu tidak benar-benar kehilangan. Kamu justru mendapatkan sesuatu yang lebih berharga—dirimu sendiri."


Langkah 5: Melangkah ke Depan dengan Hati yang Baru

Matahari mulai tenggelam. Alana merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Beban di dadanya tak lagi seberat tadi.

"Terima kasih, Bu… Saya merasa jauh lebih baik."

Wanita itu tersenyum. "Ingat, letting go bukan tentang melupakan, tapi tentang berdamai."

Alana tersenyum. Untuk pertama kalinya, ia merasa siap melangkah ke depan.

──✧❀✧──

*Klik gambar produk untuk melihat detailnya:
Buku Tenang dan Buku My home my self
Rp129.000
Tetaplah Kuat Meskipun Berat
Rp39.000
Baca Nanti :

Inspirasi Lainnya :

Komentar

Silakan Meninggalkan Komentar

Lebih baru Lebih lama
Rekomendasi Buku:
*klik pada gambar produk
Sempurnakan Akhlak dengan Adab
Rp52.000
Control Your Attitude
Rp52.000
Kamu Tenang Kamu Menang
Rp48.750