Malam semakin larut. Ketiga sahabat itu duduk bersandar di karpet lembut, di sekitar mereka hanya ada cahaya lilin dan secangkir teh hangat.

Rani memandangi jendela yang tertutup rapat. “Kadang aku ngerasa takut banget dengan perubahan. Seperti... hidup ini nggak bisa diatur.”

Luna menatap ke depan, lalu berkata pelan, “Aku juga. Ada banyak hal yang berubah, dan aku nggak selalu siap. Tapi... gimana kalau kita coba lihat perubahan sebagai kesempatan?”

Nadine menatap mereka, penuh pemikiran. “Perubahan nggak selalu mudah. Tapi itu pasti. Jadi... kita hanya perlu belajar untuk menghadapinya dengan lebih tenang.”